Kamis, 07 Agustus 2014

Tuhan, Kendalikan Aku

Ya Tuhan, ini bukan curhatan.. ini permohonan seorang hamba yang belum bisa menjadi hamba yang baik..

Delapan bulan lalu Tuhan, aku resign dari pekerjaanku. Aku berhenti karena aku ingin pulang merawat ibuku yang punya diabetes. akupun resign dengan menanggung beban penalti yang dibebankan perusahaan sebesar 35 juta.

Kemudian aku jualan baju, mungkin tidak banyak hasilnya namun cukup untuk hidup dan membayar kos di jakarta. Itupun dengan bantuan temanku SMA juga.

Akhirnya bulan juni kemarin, aku benar-benar pulang, Tuhan. Aku sudah tidak mampu lagi bayar kos dan biaya hidup di Jakarta, kawanku SMA yang berencana bisnis denganku pun menghilang dan tidak bisa membantuku lagi. Aku pulang.

Di Surabaya, bertepatan dengan bulan ramadhan, aku berjualan baju muslim di emperan masjid Al Akbar Surabaya. Aku menjadi PKL di sana dan mengumpulkan modal untuk memulai usaha lagi. hasilnya lumayan. aku bisa bantu ibu dan belikan adikku hp.Alhamdulillah.

Tuhan, Ramadhan pun berlalu, kini aku harus berpikir keras lagi, bagaimana cara mendapatkan nafkah lagi. Aku belum punya penghasilan tetap Tuhan, aku masih harus membayar hutang ke perusahaanku yang lama. aku merasa agak takut untuk melakukan wirausaha lagi. Kini aku benar2 merasakan susahnya mencari nafkah.

Akhir akhir ini aku sering emosi Tuhan, emosi pada diri sendiri, emosi pada sekitarku, emosi dengan keadaan. Aku mengira pulang ke rumah akan banyak menemukan kedamaian. Namun di rumah pun sarat dengan masalah Tuhan. Punya sepupu yang bandel dan pekerjaan di rumah yang sangat banyak menjadi tantangan buatku. Mudah bagiku untuk marah. Namun aku berpikir ulang, apakah marahku akan menyelesaikan masalah?

Tuhan, kendalikan aku. Beri aku kekuatan untuk menjaga diriku dari nafsu syaitan ini. Berikanlah aku kelapangan dalam berpikir dan kesabaran dalam berusaha. Impianku masih ingin kugapai Tuhan, Impianku sangat besar, dan tekadku sudah bulat untuk menggapai keinginan itu. Aku tidak akan berhenti Tuhan.

AKU BERSUMPAH akan menggapai impian itu. Tunjukilah aku jalan yang lurus, bukan jalan jalan orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang yang Engkau dustakan, aamiin.

Surabaya, 8 Agustus 2014
di atas karpet merah

Read more...

Jumat, 13 Desember 2013

New Journey - A Boy who lived

jakarta, 14 Desember 2013

Seminggu yang lalu aku baru saja ulang tahun. Beberapa hari kemudian, di hari yang kata orang itu tanggal cantik, aku membuat suatu langkah besar dalam hidupku.

11-12-13. Aku resmi resign dari pekerjaanku.

Hari itu akupun mengurus administrasi exit clearance. Saat itu aku masih berpikir, apa ini nyata???

ya, seorang pemuda baru lulus dari kampus dan bekerja selama 1,5 tahun, belum punya apa-apa, sudah memutuskan resign dengan menanggung beban utang penalti 34 juta rupiah.

aku pulang memandangi kamarku. Kosan ini sudah menjadi rumahku cukup lama. begitu banyak barang yang berguna maupun hanya sekedar pemanis di kamar ini. sebentar lagi kamar ini akan memiliki pemilik baru yang mungkin bisa lebih perhatian.

aku mengingat kembali alasanku resign dan aku tersenyum. Hilang galau yang selama ini kupikirkan. Aku melakukan ini untuk keluargaku. Biarlah aku yang banting tulang dan memikirkan jalan keluar dari permasalahan keluargaku.

Ibu, aku datang.. anakmu pulang. Ibu harus sehat.

aku menomorduakan karirku bu. aku akan buat ibu sehat. aku akan selalu dekat dengan ibu sekarang.

Bukan. Aku bukan tidak bekerja, tetapi saat ini, sudah cukup aku bergelut dengan dunia kerja yang seperti ini. waktuku terlalu berharga untuk sekedar uang. Aku mau lebih dari sekedar uang.

Aku terlihat ambisius bukan? Aku memang ambisius. Namun aku ambisius untuk hal yang prinsipil. keluargaku nomor satu. aku tak berarti tanpa keluargaku. bekerja di tempat yang tidak bisa bertemu keluarga. TIDAK LAGI.

aku bukan orang yang cengeng, apalagi melow. Tapi hidup cuma satu kali. sungguh suatu hal yang konyol jika hidup dengan pilihan yang salah. aku hanya ikuti kata hatiku.

keputusan bodoh dan cerdas itu memang beda tipis.

Kita lihat saja apa jawabannya 6 bulan lagi. dan perjalanan baru pun dimulai.

Keep Struggling, a boy who lived (maybe).
Read more...

Jumat, 03 Mei 2013

KELUARGA

ada yang bilang keluarga itu puisi yang paling bermakna

ada yang bilang keluarga itu mutiara tiada tara

ada yang bilang keluarga itu harta yang paling berharga


tapi buatku keluarga itu adalah ibarat satu badan yang utuh, ada yang berperan sebagai pengatur seluruh perbuatan kita, ada yang berperan sebagai anggota gerak, ada yang berperan sebagai pelindung dari cuaca, dan ada yang berperan sebagai panca indera.

mungkin sekarang aku jauh dari keluarga inti, namun aku bersyukur karena di sini, ada keluarga yang membuatku nyaman. aku merasakan kembali PULANG ke bangunan ini. bangunan yang dikatakan orang sebagai bangunan "Samping pohon asem"

ya, disinilah aku hidup. aku bahagia dan aku senang.

aku bekerja dan siap menggapai cita2ku

see you on the top pals





Read more...

Senin, 01 April 2013

Hidup Tak Sekedar Hidup


TUHAN…
Engkau maha tau segala yang terjadi di dunia ini
Baik di permukaan dunia, maupun di dalam palung terdalam dunia
Hati manusia…

Aku percaya ya Rabb, engkau maha membolak balikkan hati manusia
Aku tak punya kata yang bisa menggambarkan perasaanku ya Rabb
Ini lebih baur dari sup buah
Lebih ruwet dari akar serabut
Dan lebih kompleks dari hitungan matematika manapun

Tapi yang jelas aku sedih Tuhan
Aku tidak tahu apalagi yang harus diperbuat
Aku hidup tapi tak merasakan kehidupan
Aku memiliki waktu tetapi takbisa menikmati waktu
Aku bebas tapi tak merasakan kebebasan

Hanya kepadamu Tuhan aku meminta
Buatlah aku bersyukur dengan seluruh karuniamu
Buat aku berpikir untuk menjadikan dunia lebih baik
Hidupkanlah aku di dalam hidupku ya Rabbii..



"Kalo kerja sekedar kerja, kera juga kerja. Karo hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup"

-Buya Hamka


Read more...